Belajar Membuat Aplikasi Android Menggunakan Ionic Framework (untuk Pemula)
Apakah bisa membuat aplikasi Android menggunakan HTML, CSS, dan Javascript?
Jawabannya: Ya bisa.
Caranya, kamu tinggal membuat kode HTML, CSS, dan juga Javascript.
Lalu di-compile atau build ke .apk
(untuk Android) atau .ipa
(untuk iOS).
Untuk compile ke .apk
dan .ipa
,
kamu bisa menggunakan
Cordova.
Tapi masalahnya:
Tampilan UI yang kita buat dengan HTML dan CSS belum tentu akan sama persis seperti tampilan UI Android maupun iOS.
Android menggunakan konsep Material design dan iOS memiliki standar desain sendiri.
Lalu…
Bagaimana caranya kita akan mengakses native API seperti mengakses kamera, WiFi, contact, file manager, dan sebagainya?
Nah! masalah inilah yang ingin di atasi oleh Ionic Framework.
Apa itu Ionic Framework?
Ionic Framework merupakan sebuah framework open source yang menyediakan UI Toolkit untuk membuat aplikasi web PWA, desktop, mobile (Android dan iOS) dengan menggunakan bahasa web seperti HTML, CSS, dan Javascript. 1
Jadi dengan satu code base, kita sudah bisa membuat aplikasi Web, desktop, dan mobile.
Enak bukan…
Ini adalah stack teknologi Ionic Framework:
Di atas Ionic Framework kita bisa menggunakan beberapa front-end framework seperti Angular, React, Vue, Stencil, dan vanila Javascript.
Saat ini Ionic Framework baru secara resmi mendukung penggunaan Framework Angular dan dukungan untuk Vuejs dan Reactjs masih dalam tahap pengembangan.
Biar makin kenal dengan Ionic, kita bahas dulu sejarahnya…
Sejarah Singkat Ionic
Jadi pada tahun 2013 Ionic mulai dibuat oleh Max Lynch, Ben Sperry, dan Adam Bradley. 2 Waktu itu Ionic menggunakan AngluarJS.
Jadi untuk bisa membuat aplikasi dengan Ionic, kamu juga harus bisa menggunakan Angularjs.
Lalu Angular versi 2 rilis dan pada versi ini ‘js’ dihilangkan dan diganti menggunakan Typescript.
Karena itu, disebut Angular saja bukan Angularjs.
Ionic versi 2 dan 3 juga rilis mengikuti Angular.
Seiring berjalannya waktu, framework javascript juga menjamur.
Berbagai macam framework bermunculan.
Ledakan framework ini membuat kita bingung untuk memilih menggunakan yang mana.
Begitu juga yang terjadi dalam pengembangan Ionic.
Karena itu, pada tanggal 23 Januari 2019 Ionic versi 4 dirilis dengan selogan “Ionic for Everyone” (Ionic untuk siapa saja) 3
Artinya, Ionic tidak hanya fokus menggunakan Angular saja. Ionic juga akan mendukung untuk menggunakan framework yang lain seperti Vuejs, React, bahkan juga Web Components.
Persiapan alat untuk coding Ionic
Adapun alat-alat yang harus dipersiapkan untuk belajar atau coding Ionic adalah Text Editor, Nodejs, dan Ionic CLI.
Lalu untuk membuat APK dan menjalankannya di emulator, kita juga membutuhkan Android Studio dan Android SDK.
Tapi, mari kita fokus dulu menggunakan peralatan utama, yaitu: Nodejs dan Ionic CLI.
Instalasi Nodejs
Nodejs adalah peralatan pertama yang harus diinstal, silakan gunakan perintah berikut untuk menginstal Nodejs di Linux (Ubuntu).
sudo apt-get install -y nodejs
Setelah itu coba periksa versi Nodejs dan NPM yang terinstal.
Baca juga:
Berikutnya kita akan menginstal Ionic CLI.
Instalasi Ionic CLI
Ionic CLI merupakan program atau tool berbasis teks untuk membuat project Ionic, menjalankan server, dan build aplikasi.
Kita bisa menginstal Ionic CLI menggunakan npm
dengan perintah:
sudo npm install -g @ionic/cli
Tunggulah sampai prosesnya selesai.
Setelah itu coba periksa versi yang terinstal dengan perintah ionic
.
Versi yang terinstal pada komputer saya adalah versi 4.10.1
.
Membuat Project Baru
Setelah kita mengisntal semua peralatan yang dibutuhkan, sekarang kita coba membuat sebuah project Ionic.
Caranya:
Ketik perintah berikut di terminal.
ionic start myApp tabs
Tunggulah sampai prosesenya selesai…
Keterangan:
start
adalah perintah untuk memulai project;myApp
adalah nama project atau aplikasi yang akan dibuat;tabs
adalah jenis template yang akan digunakan.
Ada beberapa jenis template untuk memulai project baru:
- Blank;
- Tabs;
- Side Menu.
Perintah ionic start
merupakan perintah untuk membuat project Ionic.
Perintah ini akan membuat sebuah direktori baru yang berisi source
code aplikasi.
Sekarang coba buka project yang baru saja dibuat pada teks editor.
Inilah struktur direktori project Ionic. Terdapat beberapa file dan Folder.
Buat kamu yang baru pertama melihat ini, mungkin ada beberapa file dan folder yang belum diketahui fungsinya.
Karena itu…
Mari kita:
Mengenal Struktur Project Ionic
Struktur project Ionic terdiri dari tiga direktori utama: e2e
, node_modules
, dan src
.
Direktori yang paling penting adalah src
karena direktori ini berisi source code aplikasi.
Mari kita bahas lebih detail fungsi setiap folder dan file:
- 📁
e2e
berisi source untuk Melakukan End 2 End Testing; - 📁
node_modules
berisi modul Nodejs; - 📁
src
berisi source code aplikasi, di sini lah kita akan menulis kode;- 📁
app
berisi modul aplikasi; - 📁
assets
berisi file statis seperti gambar; - 📁
environment
berisi file untuk mengatur environment; - 📁
theme
berisi file SASS untuk definisi tema aplikasi; - 📄
global.scss
file sass global; - 📄
index.html
file HTML untuk aplikasi; - 📄
karma.config.js
file konfigurasi untuk karma; - 📄
main.ts
file utama aplikasi; - 📄
polyfills.ts
file polyfills yang dibutuhkan oleh angular; - 📄
test.ts
file ini dibutuhkan olehkarma.config.js
; - 📄
testconfig.app.json
file ini akan di-load olehtest.ts
; - 📄
testconfig.spec.json
file ini akan di-load olehtest.ts
;
- 📁
- 📄
.gitignore
file git yang berisi daftar file dan folder yang diabaikan; - 📄
angular.json
file JSON yang berisi konfigurasi untuk Angular; - 📄
ionic.config.json
file JSON yang berisi konfigurasi untuk Ionic; - 📄
package-lock.json
file JSON yang berisi daftar versi modul nodejs; - 📄
package.json
file JSON yang berisi info project dan daftar modul nodejs yang dibutuhkan; - 📄
testconfig.json
file JSON yang berisi konfigurasi untuk testing; - 📄
tslint.json
file JSON yang berisi konfigurasi untuk linting.
Mungkin kamu tidak akan langsung paham dengan membaca saja. Karena itu, kamu butuh praktik.
…dan sebenarnya penjelasan tentang struktur direktori project Ionic ini tidak perlu dihafal.
Mengapa?
Karena kita tidak sedang ujian 😜. kKita sedang belajar untuk memahami dan bisa menggunakan Ionic, bukan belajar untuk ujian.
Baiklah…
Berikutnya mari kita coba:
Menjalankan Development Server
Development Server adalah sebuah fitur Ionic CLI yang fungsinya untuk membuat webserver sehingga aplikasi dapat dibuka melalui web browser.
Tujuannya untuk memudahkan pengembangan aplikasi.
Ini yang akan kamu lakukan saat membuat aplikasi android dengan Java (Android Studio):
- Buat Project;
- Coding;
- Build dan Run;
- Buka Emulator (berat uy!);
- Ada Error, ulangi langkah 2;
- App Selesai, Publish!
Ini yang akan kamu lakukan saat membuat aplikasi android dengan Ionic:
- Buar project;
- Coding;
- Jalankan Server;
- Ada error, balik ke langkah 2;
- App Selesai, Publish!
Perbedaannya di sana…
Kita tidak butuh emulator untuk membuka aplikasi, karena kita bisa menggunakan web browser.
Nanti kalau aplikasi sudah jadi, baru kita bisa coba menggunakan emulator dengan membuat APK-nya.
Baiklah, untuk menjalankan Development Server
masuk dulu ke direktori project-nya dengan perintah cd
.
cd myApp
Kemudian jalankan perintah:
ionic serve
untuk menjalankan Development Server.
Maka web browser akan terbuka.
Ini adalah tampilan aplikasi dengan template tabs
.
Kita bisa
memanfaatkan Inspect element untuk
melihat tampilan versi mobile.
Apa Selanjutnya?
Selamat, kamu sudah mengenal apa itu Ionic dan sudah berhasil membuat aplikasi pertama serta menjalankannya di Dev Server.
Berikutnya coba pelajari tentang:
- Cara Build APK dan Run Aplikasi Ionic di Emulator Android;
- Cara Publish Aplikasi Ionic ke PlayStore.
Selamat belajar…
https://ionicframework.com/docs/intro. Retrieved 02 Feb 2019. ↩︎
Wikipedia. Ionic (mobile app framework). Retrieved 02 Feb 2019. ↩︎
Max Lynch. 23 Jan 2019. “Introducing Ionic 4: Ionic for Everyone”. Retrieved 02 Feb 2019. ↩︎